- Lima aspek copetitive advantage menurut E.Porter :
- Revalitasdiantara pesaing (IntraindustryRivalry) adalah titik awal dalam memahami suatu pesaing dan berhubungan erat dengan nature dan tingkat persaingan di antara organisasi dalam industri yang sama.
- KekutanTawar menawar pembeli (Bargaining Power ofBuyers) datang dari pembeli produk atau servis industri, dan hal ini penting dilakukan untuk mempertimbangkan kekuatan yang signifikan dari pembeli tersebut. Buyer mempunyai kekuatan untuk menekan pada industri untuk menurunkan harga, menuntut kualitas yang tinggi atau pelayanan tambahan, memainkan para kompetitor untuk saling berkompetisi.
- Kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining Power ofSuppliers ) sebagai penyedia produk dan servis yang mengkontribusikan bentuk persaingan organisasi dalam industri. Di samping itu, pembeli harus bekerja untuk dapat menjaga hubungan dengan vendor yang berkualitas.
- Ancaman pendatang baru (Treatof New Entrant) menyatakan bahwa kehadiran organisasi baru/lain akan menjadi permulaan persaingan baru dalam industri. Pendatang baru ini bisa benar-benar organisasi baru atau organisasi yang sudah ada tetapi mengubah strategi bisnisnya, atau organisasi yang sudah ada yang semula tidak bersaing dalam produk atau area yang sama, tiba tiba melakukannya. Untuk mengantisipasi dari pendatang tersebut, maka organisasi harus dapat meningkatkan entrybarrier. Dengan adanya entrybarrier yang tinggi maka akan dapat mengurangi keinginan organisasi di luar untuk memasuki industri tersebut.
- Ancaman produk pengganti (SubstituteProductsor Services) dapat mengancam dengan memberikan harga yang bersaing pada produk atau layanan subtitusi tersebut.
- Pemimpin yang dapat membawa kemajuan terhadap suatu organisasi. Kepemimpinan yang dijalankan mampu mewujudkan produktivitas dan efektivitas organisasi. Juga, menciptakan kesejahteraan buat para anggota.
contoh :
·
Dia terbuka dan mau berkomunikasi dua-arah
dengan bawahan. Individu semacam ini fleksibel dalam bersikap & bertindak
terhadap anak buahnya.
·
tidak pernah melarang bawahannya secara kaku
bila anak buah ingin merealisasikan impian-impiannya.
- Strategi militer adalah susunan perencanaan untuk melancarkan sebuah peperangan, yang didalamnya termasuk penyusunan bala tentara, pelancaran operasi militer, dan siasat penipuan musuh, untuk meraih kemenangan demi kepentingan politik.Agar bisa tahu dan mengeksploitasi kelemahan lawan, butuh pemahaman mendalam tentang strategi, kapabilitas, pemikiran, dan hasrat para pemimpinnya seperti juga pengetahuan yang dalam atas kekuatan dan kelemahan diri kita sendiri.
Kroc (Mc Donald) juga telah
melakukan ini dengan :
·
mengetahui kelebihan restoran yang dimiliki oleh
dua bersaudara tersebut
·
mengkomersialkannya dan membuka franchise
ditempat strategis
·
mengenali perilaku konsumen yang berbeda di
tiap-tiap negara
·
mengembangkan inovasi dengan membuat menu
makanan lokal.
Untuk mencegah pesaingnya meniru
produknya,Kroc telah mematenkan McD Dan merahasiakan resep kualitas produknya.
- Minuman Dalam Kemasan
Secara sosial
Budaya,sebagian besar masyarakat indonesia gemar meminum teh sebagai minuman favorit,sehingga melihat
karakteristik pasar yang demikian strategis pemasaran global yang diterapkan
perusahaan multinasional perlu memperhatikan permintaan.
Contoh : “Teh Botol Sosro” Awalnya ide
kemasan botol berasal dari pengalaman tes cicip (on place test) di pasar-pasar
tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama teh
langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan.
Namun cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung
meninggalkan tempat. Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik
dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapu
cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu
struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya sosro mencoba untuk
memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Beranglkat
dari itu mereka berpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling
praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen.
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen
yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki sosro . Sosro
menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang
dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama
perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan
minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios
sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin
dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya (penggunaan
kulkas pada saat itu belum lazim).
Kini SOSRO telah menjadi perusahaan minuman yang
besar dan otomatis strategi pemasaran yang dipakai pun semakin besar pula.
Promosinya kini bukan menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak
iklan-iklan sosro yang terlihat di berbagai stasiun televisi, internet,
majalah, surat kabar, radio, dan berbagai acara-acara besar maupun kecil.
- Enam aspek competitive menurut R.E freeman :
- Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya
perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya
perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan
ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat
pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yang sering disebut dengan
hambatan masuk. Faktor tersebut antara lain :
·
Skala Ekonomi. Apabila pendatang baru
berproduksi dalam skala kecil, mereka akan dipaksa berproduksi pada biaya
produksi (unit) yang tinggi padahal perusahaan yang ada tengah berupaya pada
skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi yang terus menerus
diefisienkan sehingga harga per unit barang menjadi lebih murah.
·
Diferensiasi
Produk
·
Kecukupan
Modal
·
Biaya
Peralihan
·
Akses
ke Saluran Distribusi
·
Ketidakunggulan
Biaya Independen
·
Peraturan
Pemerintah
- Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
Persaingan dalam industri akan
mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang
oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
pasar. Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran,
di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan
pasar.
Sedangkan, pada pasar persaingan
sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal
harga produk. Tingkat persaingan tersebut dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
·
Jumlah
competitor
·
Tingkat
pertumbuhan industry
·
Karakteristik
produk
·
Biaya
tetap yang besar
·
Kapasitas
·
Hambatan
keluar
- Ancaman dari Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu
industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun
karakteristik berbeda barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang
sama. Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada
switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang
lebih murah atau kualitas sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu
industri.
- Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)
Para pembeli dengan kekuatan yang
mereka miliki mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu servis serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Dengan demikian beberapa
kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan sehubungan kekuatan ini antara lain :
·
Pembeli
mampu memproduksi produk yang diperlukan
·
Sifat
produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok.
·
Switching
cost pemasok adalah kecil
·
Pembeli
mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitive terhadap harga
dan diferensiasi servis.
·
Produk
perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli sehingga pembeli dengan mudah
mencari substitusinya.
- Kekuatan tawar menawar pemasok (Supplier)
Pemasok dapat mempengaruhi industri
lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau
servis. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi :
·
Jumlah
pemasok sedikit
·
Produk/
servis yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar.
·
Tidak
tersedia produk substitusi
·
Pemasok
mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi
produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.
- Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya
- Pemerintah
- Serikat pekerja
- Lingkungan masyarakat
- Kreditor
- Pemasok
- Asosiasi dagang
- Kelompok yang memiliki kepentingan lain
- Pemegang saham
- Empat Strategi Menurut Miles dan Snow :
- Prospectors
prospectors adalah jenis perusahaan
yang menggunakan strategi yang mementingkan pada inovasi, dan kreativitas untuk
menciptakan produk baru atau pasar baru. Perusahaan berusaha untuk selalu
menjadi pioneer dalam bersaing, dan rela mengorbankan internal efisiensi untuk
berinovasi, dan kreasi. Strategi ini perlu dukungan dari staf yang benar-benar
ahli, dan mempunyai kemampuan, sehingga praktik sumberdaya manusianya
menekankan pada pencarian sumberdaya manusia yang mampu menciptakan perubahan,
dan mempunyai kreativitas tinggi. Jika sumberdaya internal tidak memenuhi,
organisasi akan rela mencari dari sumber eksternal meskipun dengan biaya
tinggi.
- Defender
Defenders, yaitu organisasi yang
menekankan penggunaan strategi stabilitas, dan kelangsungan hidup usaha. Perusahaan
ini sangat mempertahankan inti bisnisnya atau core business, tanpa banyak
melalukan perubahan. Perhatian pimpinan organisasi pada stabilitas jangka
panjang.
- Analyzer
Analyzers, yaitu perusahaan yang
menggunakan strategi diantara defenders, dan prospectors. Artinya perusahaan
ini tidak terlalu berani mengambil resiko besar dalam berinovasi, tetapi tetap
berusaha menciptakan keunggulan dalam pelayanannya kepada pasar.
- Rectors
Reactors, yaitu jenis perusahaan
yang lebih banyak ditekan oleh lingkungan, karena kurang memperhatikan adanya
perubahan lingkungan dan sistem persaingan. Perusahaan jenis ini lebih
mementingkan efisiensi, menekan biaya termasuk menekan pada sumberdaya manusia.
- Tiga strategi menurut Porker :
- Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost
leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala
aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun
jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh
pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor
penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai
dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku
low-involvement,ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan
merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat
sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
Strategi ini membuat perusahaan
mampu bertahan terhadap persaingan harga bahkan menjadi pemimpin pasar (market
leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang
tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam
efisiensi dan kefektifan biaya.
Untuk dapat menjalankan strategi
biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang,
yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya mungkin
dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan,
yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi
rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan
mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif
berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil). (Umar, 1999).)
Contoh perusahaan yang menerapkan :
Toyota, dilihat dari implementasi JIT (Just in Time) sehingga proses produksi
bisa dipotong, efisiensi dapat tercapai.
- Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan Produk
(differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan
tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa)
yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.
kemudahan pemeliharaan, features
tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru
lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa
ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga
dalam pengambilan keputusannya (price insensitive). Contoh penggunaan strategi
ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan
sulit ditiru oleh pesaing.
Pada umumnya strategi biaya rendah
dan pembedaan produk diterapkan perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan
bersaing (competitive advantage) terhadap para pesaingnya pada semua pasar.
(Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter,
1980 dan 1985). Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi
untuk memutuskan memanfaatkan strategi ini ; bidang sumber daya (resources) dan
bidang organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan
strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran
produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan produk (product engineering), riset
pasar, reputasi perusahaan, distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari
sisi bidang organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan:
koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang
berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di samping yang
obyektif. (Umar, 1999)
Contoh Perusahaan menggunakan
strategi Differensial : Starbuck dengan kopinya yang dengan coffe shop lain,
sehingga pengunjung betah berlama-lama dan rela mengeluarkan harga yang cukup
mahal dari yang lain.
- Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus digunakan untuk
membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit.
Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya
relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak
dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala
menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua
strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan
karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market”
(segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk
pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini
adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi
pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka
mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan
suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya
perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu
kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk
barang atau jasa — tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara
baik, excellent delivery. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass
dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Contoh Perusahaan : Apple, yang
berfokus kepada produknya selama bertahun tahun tanpa terpengaruh pasar.
- Faktor yang harus dipertimbangkan ketika akan memasuki pasar global :
Potensi Pasar
Langkah pertama dalam pemilihan pasar luar negeri
adalah menilai potensi pasar. Banyak penerbitan, seperti yang terdapat pada
“Membangun Kemampuan Dunia” di Bab 2 menyediakan data tentang populaasi,
Pendapatan Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, infrastuktur publik, dan
kepemilikan barang seperti mobil dan televisi. Keputusan yang diambil
perusahaan dari informasi ini tergantung pada posisi produknya terhadap pesaingnya.
Perusahaan yang memproduksi barang berkualitas
tinggi dengan harga mahal menemukan bahwa pasar yang kaya atraktif, namun akan
sulit melakukan penetrasi pada pasaryang miskin. Sebaliknya, perusahaan yang
berspesialisasi di barang yang murah dengan kualitas rendah akan menemukan
bahwa pasar yang miskin akan lebih menguntungkan daripada pasar yang kaya.
Perusahaan kemudian harus mengumpulkan data yang relavan bagi lini produk yang
spesifik.
Menganalisa data penjualan alat rumah tangga lain,
konsumsi listrik per kapita, atau jumlah keluarga dengan dua sumber pendapatan.
Tetapi, data seperti itu mencerminkan keadaan masa lalu, bukan masa dpan.
Perusahaan juga harus mempertimbangkan potensi pertumbuhan ekonomi negara
dengan memakai ukuran obyektif dan subyektif. Ukuran obyektif termasuk
perubahan pendapatan per kapita, konsumsi energi, PDB, dan kepemilikan konsumen
atas produk tahan lama seperti mobil pribadi. Pertimbangan yang lebih subyektif
juga harus diperhitungkan ketika menilai potensi pertumbuhan.
Tingkat Persaingan
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam
memilih pasar luar negeri adalah tingkat persaingan di pasar, baik tingkat
persaingan di masa sekarang maupun di masa datang. Untuk menilai lingkungan
persaingan, perusahaan harus mengidentifikasikan jumlah dan ukuran perusahaan
yang sudah bersaing di pasar sasaran tersebut, pangsa pasar, strategi penetapan
harga dan distribusi, dan kekuatan serta kelemahan, baik secara individu maupun
kolektif. Perusahaan kemudian harus mempertimbangkan faktor-fator ini terhadap
kondisi pasar sesungguhnya dan posisi kompetitif perusahaan.
Lingkungan Hukum dan Politik
Perusahaan perlu memahami kebijakan perdagangan
negara tersebut dan lingkungan hukum dan politiknya. Perusahaan dapat memilih
untuk membatalkan ekspor barangnya ke negara yang memiliki tarif tinggi atau
hambatan dagang lain dan lebih memilih ekspor ke negra yang hambatannya lebih
sedikit atau tidak besar. Stabilitas pemerintah juga faktor penting dalam
menilai pasar luar negeri. Peraturan pemerintah tentang penetapan harga dan
aktivitas promosi juga perlu dipertimbangkan. Kehati-hatian juga diperlukan
untuk menghindari menyinggung perasaan politik negara tujuan.
Pengaruh Sosiokultural
Manajer yang menilai pasar luar negeri juga harus
mempertimbangkan pengaruh sosiokultural, karena sifatnya yang subyektif, sering
sulit siukur. Untuk mengurangi ketidakpastian akibat faktor ini, perusahaan
sering mengfokuskan usaha awal internasionalisasi di negara-negara yang
memiliki budaya yang sama dengan negara asalnya. Jika strategi yang diusulkan
adalah memproduksi barabf di negara tjuan (host country) dan mengekspornya ke
pasar yang sedang dalam pertimbangan, faktor sosiokultutal yang paling relavan
adalah faktor yang berhubungan dengan konsumen. Perusahaan yang gagal mengenali
kebutuhan dan preferensi konsumen negara tujuan sering mengalami kesulitan.
Perusahaan harus memahami dasar motivasi kerja di negara itu, norma dalam jam
kerja dan penggajian, dan peranan serikat pekerja. Dengan mempekerjakan dan
mendengarkan manajer-manajer lokal, perusahaan asing dapat menghindari atau
mengurangi konflik kultural.
· Mengevaluasi
Biaya, Keuntungan, dan Risiko
Langkah selanjutnya dalam penilaian pasar luar
negeri adalah evaluasi yang hati-hati tentang biaya, keuntungan, dan risiko
yang berasal dari bisnis di pasar luar negeri.
Biaya. Dalam hal ini ada dua jenis biaya yang relavan :
biaya langsung dan biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya langsung adalah
biaya yang dikeluarkan pada saat perusahaan masuk ke pasar luar negeri yang
baru dan meliputi biaya untuk mendirikan operasi perusahaan (misalnya, sewa
beli (leasing) atau membeli fasilitas tertentu, memindahkan manajer untuk
menjalankannya, dan mengiriman alat-alat dan produk barang dagangan.
Keuntungan. Masuk ke pasar tertentu dianggap menawarkan ke
perusahaan banyak potensi keuntungan bagi perusahaan itu. Diantara potensi
keuntungan yang paling jelas adalah penjualan dan profit yang diharapkan dari
pasar itu. Keuntungan yang lain mencakup biaya akuisisi dan manufaktur yang
lebih murah (jika harga bahan baku dan/atau tenaga kerja murah), menutup akses
pesaing ke pasar tersebut (yang membatasi kemampuan pesaing untuk memperoleh
profit), keunggulan bersaing (yang membuat perusahaan tetap selangkah lebih
maju atau sejajar dengan pesaingnya), akses ke teknologi baru, dan kesempatan
untuk mencapai sinergi dengan operasi lain.
Risiko. Secara umum, perusahaan yang masuk ke pasar baru menghadapi risiko
fluktuasi nilai tukar, kompleksitas operasi yang meningkat, dan kerugian finansial
langsung yang disebabkan karena penilaian yang tidak akurat tentang potensi
pasar. Dalam kasus yang ekstrim, perusahaan juga menghadapi risiko kerugian
karena pengambilalihan properti oleh pemerintah akibat perang atau terorisme.